Pengalaman pertama kali interview

Beberapa minggu yang lalu, aku sempet di panggil interview di sebuah perusahaan konstruksi. Pas di telfon seneeeeng banget karena memang kepingin banget bekerja di perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang perencanaan. Waktu itu aku tau ada lowongan kerjaan itu liat dari job**street. Hari rabu aku liat iklan lowongan itu dan langsung ngirim cv ke perusahaan tersebut. Besoknya, hari kamis aku langsung di telfon dan di jadwalkan untuk interview hari jumatnya. Awalnya seneeeng banget karena nggak nyangka aja bakal secepet itu untuk interviewnya.

Hari jumat, aku di jadwalkan interview jam 11 siang. Aku berangkat dari rumah jam 9 lewat di anter sama ayah tercintaaa hehe. Setelah muter-muter nyari alamat kantor itu, akhirnya jam 10.55 nyampe juga di perusahaan tersebut. Aku langsung masuk ke dalam kantor dan langsung dipersilahkan untuk mengisi form sebagai pelamar. Kata mbak mbak yang ngasih form  bilang gini, “isi aja yang bisa di isi”. Yaudah akhirnya aku mengisi form yang diluar kepala aja, yang harus mikir aku nggak isi, abis mbak-mbaknya kan bilang isi aja yang bisa di isi. Yaudah deh cuma ngisi seadanya aja.
Setelah mengisi form pelamar, aku disuruh menunggu sebentar. Dan ngga lama aku di panggil ke dalam ruangan “bosnya”. Kebetulan waktu itu cuma aku sendirian aja yang interview.  Selanjutnya aku langsung di wawancara oleh bosnya. Di dalem ruangan aku ditanya-tanya alasan menjawab pertanyaan yang ada di form tadi. Yaudah aku jelasin aja singkat. Ntah kenapa aku sebenernya udah nggak begitu suka dengan bapak bos itu. Setelah melewati pertanyaan-pertanyaan yang panjang dari pak bos, akhirnya aku dinyatakan keterima kerja di perusahaan itu. Waktu denger keterima tuh kaget, karena kok langsung keterima, cepet banget. Soalnya aku denger pengalaman dari temen-temen tuh harus mengikuti tes psikotestlah terus ada tes lagi tentang pelajaran waktu di kampus, tapi kok ini aku langsung keterima ya. Karena ini pertama kalinya aku interview pekerjaan yaudah aku diem aja dan seneng, akhirnya kerja jugaaa.
Setelah itu mendiskusikan masalah gaji. Pak bos menjelaskan apa apa aja yang aku dapatkan. Seperti uang makan, uang transportasi, uang lembur, uang bonus, dan jaminan kesehatan. Akhirnya setelah di itung-itung pak bos memberikan gaji dibawah yang aku inginkan. Dia si bilangnya, “karena kamu banyak yang ngga diisi formnya, terus juga bahasa inggris kamu belepotan, dan kamu juga baru pertama kali/fresh graduate jadi segini aja ya gajinya”. Pas denger dia ngomong kayak gitu, langsung mikir jadi ngisi form tadi mempengaruhi gaji juga toh -__- tau gitu aku isi semua deh. Abisnya mbak-mbak yang ngasih form bilangnya isi aja sebisanya. Kirain mah ngga mempengaruhi gaji.
Masalah gaji udah clear, udah tanda tangan. Pak bos langsung memberi tahu persyaratan sebagai karyawan. Yaitu ijazah harus ditahan! Shock banget pas denger ijazah aku harus ditahan, langsung muka aku berubah dan seketika pak bos langsung bertanya. “kenapa? Kok ketakutan kayak gitu?”. Yaudah aku jawab aja sejujurnya. “ yaa karena opini dan saya denger dari temen-temen kalo ijazahnya di tahan tuh nanti nggak tau kemana ijazahnya, ya ijazahnya ilang lah, ya yang bawa ijazahnya entah dimana, pokoknya ngga jelas ijazahnya ada dimana”.  Setelah aku menjelaskan, pak bos langsung ketawa dan bilang “ kamu nggak perlu takutlah ijazahnya ilang, kalo sampe kayak gitu ya kita tanggung jawab, yang penting kamu tuh pegang scanan asli ijazah, kan cuma kertas doang kan, kalo kamu punya file scanan kan tinggal di cetak lagi, ngga perlu takut”. Dan entah kenapa gue ngga bisa ngomong lagi dan Cuma jawab “iya pak”. Abis itu pak bos ngomong lagi, “ Soalnya saya nggak suka sama karyawan yang kadang suka semena-mena, kalo dia udah dapet kerjaan lain yang gajinya lebih gede langsung deh dia pindah dengan alasan yang subjektif, kan nggak bisa seperti itu, karyawan disini semua ijazahnya ditahan semua kok. Jadi kamu nggak perlu takut”. Pak bos menanyakan lagi masalah kesetujuan ijazah ditahan. Aku jawab “harus hari ini pak jawabannya, saya mau nanya orang tua dulu”. Abis itu pak bos ngomong panjang lebar yang intinya membujuk aku buat mengiyakan ijazah ditahan, tanpa perlu nanya ke orang tua. Pokoknya di situ gue nggak dikasih kesempatan ngomong dan nggak tau kenapa gue mengiyakan apa yang pak bos omongin. Padahal sebelum-sebelumnya aku udah pegang prinsip sama temen deket aku di kampus, kalo ada perusahaan yang minta ijazah kita, jangan mau!. Tapi entah kenapa pada saat itu aku goyah dengan prinsip yang aku pegang. Kemudian pak bos mengatakan kalo ditengah-tengah kamu minta kembali ijazah kamu, maka kamu akan di denda 3 bulan gaji. Dan tanggapan aku Cuma bisa “iya pak”.
Setelah berbicara mengenai persyaratan awal sebagai karyawan. Selanjutnya membahas mengenai pekerjaan aku bagaimana. Jadi, dalam lowongan di job**street yang dibutuhkan adalah sebagai Admin*project. Yang tugasnya hanya sebagai pengarsipan, sederhananya. Tetapi pas waktu mau dijelasin kerjaan aku gimana, pak bos bilang kalo aku harus menjabat sebagai admin project merangkap juga sebagai sekretaris. Pas denger kaget banget, karena aku ngga mau dan nggak suka pekerjaan sebagai sekretaris. Aku menyetujui tugas-tugas yang harus dikerjakan sebagai admin**project, tapi aku juga harus merangkap sebagai sekretaris, yang harus mengingatkan pak bos dan karyawan lainnya kalo ada jadwal meeting di luar, aku juga harus memikirkan transportasinya mereka gimana. Sempat bertanya juga ke pak bos, “saya yang ngurusin transportasinya juga pak???”. Hufftt males banget kan. Siapa loooo hahaha. Rada keberatan juga si pas di kasih tau kerjaan sebagai sekretaris, dan aku juga berfikir kalo nanti aku kerja bakal sering dan berada di ruangan pak bos, ieeewwhh males! Tapi lagi-lagi berat banget buat nolak dan untuk yang kesekian kalinya gue jawab “iya pak”.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.45. Huffftt akhirnya selesai juga wawancaranya dan gue bersedia mulai bekerja hari rabu besoknya.
Dijalan aku ngomong sama ayahku tercinta kalo aku keterima kerja. Dijalan kita berdiskusi masalah transportasi untuk ke kantor gimana dan ke kampus maklum aku itu masih mahasiswa tapi ekstensi kelas malam. Setelah udah oke, ngga ada masalah dengan transportasi. Tiba-tiba aku kepikiran dengan masalah ijazah, di jalan entah kenapa aku ngga ngomong kalo ijazah bakal ditahan. Ngga tau kenapa ngga berani bilaaaaaang. Di jalan aku juga mengabari temen-temen deket, kalo udah keterima kerja, tapi entah kenapa aku juga ngga bilang kalo ijazah bakal di tahan. Sesampainya di rumah aku bertemu dengan ibuku tapi aku juga tidak menyampaikan apa-apa, ibuku juga tidak menanyakan interviewnya gimana. Aku juga belum memberitahu ibu kalo aku keterima kerja.
Aku terus kepikiran dengan ijazah. Aku bingung harus bagaimana. Aku juga belum bilang ke siapa-siapa tentang ijazah. Aku duduk didepan tv, tapi pikiran aku masih ke ijazah. Akhirnya aku pindah ke kamar, mencoba untuk tidur, supaya ngga kepikiran lagi. Tapi setelah bangun tidur, aku seperti sedang bermimpi tentang ijazah. Yang ternyata itu adalah kenyataan. Perasaan aku mulai ngga tenang, deg-degan, khawatir, ngga karuan deh.
Setelah sholat maghrib, aku duduk di depan tv, ibu juga berada di samping aku. Aku mulai berbicara,
Aku : “bu tika hari rabu udah mulai kerja”
Ibu : “loh udah keterima?”
Aku : “ iya udah, tadi abis wawancara langsung di bilang keterima sama bosnya”
Ibu : “ Emang dimana kantornya?”
Aku : “ Nggak jauh kok ternyata, deket”

Ibu nggak nanya-nanya lagi, tapi aku memberanikan diri untuk langsung bilang. “Bu, tapi ijazahnya di tahan”. Seketika ibu langsung shock, “kok ditahan, jangan mau kalo ditahan kayak begitu”. Setelah dikasih penjelasan sama ibu, aku langsung mengabari partner kerja aku di kantor, untung tadi sempet minta nomer telfonnya. Aku bilang kalo mau mengundurkan diri karena orang tua melarang kalo ijazah ditahan. Mbak-mbaknya Cuma jawab iya-iya doang. Padahal aku nanya bagaimana kalo mau mengundurkan diri, lewat telfon bisa atau nggak. Tapi mbak-mbaknya Cuma ngejawab iya. Huh. Disitu aku bingung banget harus kayak gimana. Kemudian langsung aku mengabari temen-temen kalo ijazah ditahan. Dan semuanya memberikan masukan untuk tidak menerima kerjaan itu dan mereka juga memberikan solusi yang membuat aku merasa sedikit tenang. Akhirnya solusi didapatkan dan aku sampaikan ke orang tua. Dan mereka menyetujuinya. Hufftttt! Seketika dada ini lega dan pikiran-pikiran yang ada dikepala dari tadi siang, hilang sudah. Hmmm ternyata pikiran ini yang membuat aku deg-degan dan nggak tenang. Alhamdulillah banget langsung disadarkan, sebelum masuk terlalu jauh. Ini menjadi pengalaman banget buat aku. Untuk selalu berpegang teguh dengan prinsip yang kita yakini, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan tidak terburu-buru mengambil keputusan, harus selalu meminta pendapat orang lain supaya kita punya pandangan lain dari orang tua, teman-teman terdekat, yang bisa menjadi masukan untuk kita. Alhamdulillah wasyukurilah J

tika rahmadhania

a happy Engineer women and loved Make Up.

Contact me : tikarahmadhania@gmail.com.

5 comments:

  1. Alesan pas resign apa mbk?

    ReplyDelete
  2. Baca ini gara² saya juga dapet kerjaan tapi dengan syarat ijazahnya ditahan. Bingung mau hubungi siapa. 😌

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo mas jadi bagaimana kamu skrg bekerja disitu atau tidak? Saya lagi dilema juga mas.

      Delete
  3. Lucu ak ketawa2 baca artikelmu... Karena saat ini aku juga lagi mengalami hal sama.. tb2 cepat sekali diterima... Br interview satu kali via online pertnyaanpun ringan banget. Diterima gt aja. Dan dia minta ijazah asli. Kelebihannya dekat sekali dengan rumah lokasi krjanya. Gaji UMR saja tidak ada tunjangan yg lain2. Satu sisi butuh pekerjaan sisi lain dilema... Huft

    ReplyDelete